Laman

Selasa, 17 Juni 2014

Manajemen tenaga kependidikan


 MANAJEMEN PENDIDIKAN ABK
(Manajemen Tenaga Kependidikan)


O
L
E
H











Adimas Bayu N. Hehi



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam rangka perkembangan organisasi dari waktu ke waktu memunculkan kesepakatan bahwa sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting, karena kontribusi sumber daya manusia dinilai sangat signifikan dalam pencapaian tujuan organisasi. Dalam rangka pencapaian tujuan organisasi melalui pengelolaan sumber daya manusia yang dimiliki secara tepat dan relevan maka aktivitas yang berkenaan dengan manajemen sumber daya manusia menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dinamika suatu organisasi.
Penting pula pengembangan lanjut dari organisasi dan para pegawainya. Dengan menerima tantangan yang ditimbulkan dari standar yang makin meningkat ini, organisasi yang efektif bersedia melakukan hal-hal penting untuk dapat bertahan dan meningkatkan kemampuan strategis. Hanya dengan mengantisipasi tantangan ini, organisasi dapat meningkatkan kemampuannya dan para pegawai dapat mempertajam keahlian mereka.
Dalam sistem pendidikan nasional, organisasi yang bergerak dalam sistem tersebut merupakan sub sistem yang memiliki sumber daya manusia yang perlu dikelola secara tepat. Secara nyata mereka adalah para tenaga kependidikan yang memiliki peran sangat penting dalam mewujudkan tujuan organisasi pendidikan yang pada gilirannya memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Manajemen kepegawaian/tenaga kependidikan di sekolah bertujuan untuk mendayagunakan tenaga-tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan(E. mulyasa. 2013). Sehubungan dengan itu, fungsi manajemen tenaga kependidikan di sekolah yang harus dilaksanakan oleh kepala sekolah adalah menarik, mengembangkan, menggaji dan memotivasi tenaga kependidikan sekolag guna mencapai tujuan pendidikan secara optimal, membantu tenaga kependidikan mencapai posisi dan standar perilaku, memaksimalkan perkembangan karier, serta menyelaraskan tujuan individu, kelompok dan organisasi.


B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan penulis ingin baha pada makalah ini adalah:
1.      Apakah pengertian dari manajemen tenaga kependidikan?
2.      Siapa saja tenaga kependidikan?
3.      Apakah kegiatan utama dari pelaksanaan manajemen tenaga kependidikan





















BAB 11
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Manajemen tenaga kependidikan
Menurut Gorton(1976), manajemen itu pada hakikatnya merupakan proses pemecahan masalah sehingga langkah-langkah manajemen tidak ubahnya sebagaimana langkah-langkah pemecahan masalah. Selanjutnya Gorton mengidentifikasi langkah-langkah manajemen menjadi:
1.         Identifikasi masalah
2.         Diagnosis masalah
3.         Penetapan tujuan
4.         Pembuatan keputusan
5.         Perencanaan
6.         Pengorganisasian
7.         Pengkoordinasian
8.         Pendelegasian
9.         Penginisiasian
10.     Pengkomunikasian
11.     Kerja dengan kelompok-kelompok
12.     Penilaian
Sedangkan Sergiovani dkk(1987), mengatakan bahwa manajemen merupakan procces of woking with and trough others to accomplish organizational goals efficienctly (proses kerja dengan dan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien). Selanjutnya Sergiovani dkk langkah-langkah manajemen meliputi perencanaan(planning), pengorganisasian(organizing), pengarahan(leading), dan pengawasan(controlling).
Pendapat lain mengatakan bahwa manajemen adalah suatu kemampuan dan keterampilan khusus untuk melakukan  suatu kegiatan baik bersama orang lain, atau melalui orang lain dalam mencapai tujua n organisasi(Hersey  dan  Blanchard).
Menurut Stoner dalam Sudjana(2000:17) member arti manajemen sebagai berikut “Managemen as working with and through individuals and groups to accomplish organizational goals”(pengelolaan merupakan kegiatan yang dilakukan bersama dan melalui orang-orang serta kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi). Sumijo dan soebedjo dalam Sudjana (2000:17) mengemukakan bahwa ”Managemen is the process of planning organizing, leading and controlling the effort of organizing members and of using all other organizational resources to achieve stated organizational goals”
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan dan mengembangkan secara inovatif terhadap segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 khususnya bab I Pasal 1 ayat 5 dan 6 menyebutkan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dimana tenaga kependidikan tersebut memenuhi syarat yang ditentukan oleh undang-uandang yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang, diserahi tugas dalam suatu jabatan dan digaji pula menurut aturan yang berlaku. Sedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor pamong belajar, widya iswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan ke khususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Di lingkungan pendidikan tinggi, tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai pendidik disebut dosen, sedangkan tenaga kependidikan lainnya disebut tenaga penunjang.
Jadi, manajemen tenaga kependidikan yaitu rangkaian kegiatan menata tenaga kependidikan dengan cara mencari, menggunakan, membina, mengembangkan, memilihara hingga pemutusan kerja agar dapat menyelenggarakan satua pendidikan secara efektif dan efesien.
B.     Jenis-Jenis Tenaga Kependidikan
Menurut Wikipedia Indonesia, jenis-jenis tenaga kependidikan anatara lain:
1.      Kepala Satuan Pendidikan
Kepala Satuan Pendidikan yaitu orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk memimpin satuan pendidikan tersebut. Kepala Satuan Pendidikan harus mampu melaksanakan peran dan tugasnya sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, motivator, figur dan mediator (Emaslim-FM). Istilah lain untuk Kepala Satuan Pendidikan adalah:
a.       Kepala Sekolah
b.      Rektor
c.       Direktur, serta istilah lainnya.
2.      Pendidik
Pendidik atau di Indonesia lebih dikenal dengan pengajar, adalah tenaga kependidikan yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus sebagai profesi pendidik. Pendidik mempunyai sebutan lain sesuai kekhususannya yaitu:
a.       Guru 
b.      Dosen
c.       Konselor
d.      Pamong belajar
e.       Widyaiswara
f.       Tutor
g.      Instruktur
h.      Fasilitator
i.        Ustadz, dan sebutan lainnya.
3.      Tenaga Kependidikan lainnya
Orang yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, walaupun secara tidak langsung terlibat dalam proses pendidikan, diantaranya:
a.       Wakil-wakil/Kepala urusan umumnya pendidik yang mempunyai tugas tambahan dalam bidang yang khusus, untuk membantu Kepala Satuan Pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan pada institusi tersebut. Contoh: Kepala Urusan Kurikulum.
b.      Tata usaha, adalah Tenaga Kependidikan yang bertugas dalam bidang administrasi instansi tersebut. Bidang administrasi yang dikelola diantaranya;
-          Administrasi surat menyurat dan pengarsipan,
-          Administrasi Kepegawaian,
-          Administrasi Peserta Didik,
-          Administrasi Keuangan,
-          Administrasi Inventaris dan lain-lain.
c.       Laboran, adalah petugas khusus yang bertanggung jawab terhadap alat dan bahan di Laboratorium.
d.      Pustakawan (lihat perpustakaan)
e.       Pelatih ekstrakurikuler,
f.       Petugas keamanan (penjaga sekolah), Petugas kebersihan, dan lainya.
Jenis Tenaga Kependidikan, yaitu tenaga kependidikan merupakan seluruh komponen yang terdapat dalam instansi atau lembaga pendidikan yang tidak hanya mencakup guru saja melainkan keseluruhan yang berpartisipasi dalam pendidikan.
Dilihat dari jenisnya tenaga kependidikan terdiri atas:
a.       Kepala Sekolah
b.      Guru (kelas, agama, penjaskes, muatan lokal)
c.       Tenaga Administrasi / TU
d.      Penjaga Sekolah / kebersihan sekolah
e.       Tenaga Fungsional lainnya (Guru BP, Pustakawan, laboran dan teknisi sumber belajar)
Sedangkan apabila dilihat dari statusnya, tenaga kependidikan terdiri atas :
a.       Pegawai negeri sipil ( PNS )
b.      Guru tidak tetap
c.       Guru bantu
d.      Tenaga sukarela




C.     Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Tenaga Kependidikan
Pelaksanaan manajemen tenaga kependidikan di Indonesia sedikitnya mencakup tuju kegiatan utama(E. Mulyasa, 2013), yaitu perencanaan tenaga kependidikan, pengadaan/perekrutan tenaga kependidikan, pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan, promosi dan mutasi, pemberhentian tenaga kependidikan, kompensasi dan penilaian tenaga kependidikan. Semua itu perlu dilakukan dengan baik dan benar agar apa yang diharapkan tercapai, yakni tersedianya tenaga-tenaga kependidikan yang diperlukn dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik.
1.      Perencanaan
Perencanaa tenaga kependidikan merupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan tenaga kependidikan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif untuk sekarang dan masa depan. Penyusunan rencana tenaga kependidikan yang baik dan tepat memerlukan informasi yang lengkap dan jelas tentang pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan oleh setiap lembaga kependidikan. Oleh karena itu, sebelum menyusun rencana, perlu dilakukan analisis pekerjaan (job analysis), dan analisis jabatan untuk memperoleh deskripsi pekerjaan (gambaran tentang tugas-tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan). Informasi tersebut sangat membantu dalam menentukan jumlah tenaga kependidikan yang diperlukan, dan juga untuk menghasilkan spesifikasi pekerjaan(job specification) sesuai dengan kebutuhan lembaga dan perkembangan zaman.
2.      Pengadaan dan perekrutan tenaga kependidikan
Pengadaan tenaga kependidikan merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kependidikan pada suatu lembaga pendidikan, baik jumlah maupun kualitasnya. Untuk mendapatkan tenaga kependidikan yang sesuai dengan kebutuhan, dilakukan kegiatan rekruitmen dan seleksi, yaitu suatu upaya untuk mencari dan mendapatkan calon-calon tenaga kependidikanyang memenuhi syarat sebayak mungkin, untuk kemudian dipilih calon terbaik dan tercakap.
Pengadaan pegawai terjadi bukan saja pada saat pendirian suatu lembaga atau instansi, tetapi juga terjadi pada lembaga atau instansi yang sudah lama berdiri. Pengadaan pegawai terjadi jika:
1.   Ada perluasan  pekarjaan yang harus dicapai yang disebabkan oleh kerena tujuan instansi atau karena tambahan besarnya beban tugas sehingga tidak terpikul oleh tenaga-tenaga yang sudah ada.
2.   Ada salah satu atau lebih pegawai yang keluar atau mutasi ke kantor lain, atau karena meninggal sehingga ada lowongan formasi baru.
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengadaan tenaga kependidikan adalah:
a.       Formasi (benar-benar diperlukan tambahan tenaga edukatif)
b.      Mengacu pada analisa jabatan yang telah disusun agar sesuai dengan kualifikasi maupun syarat yang ditentukan.
c.       Objektif, artinya dalam pelaksanaan tenaga kependidikan tidak menganut nepotisme dan kolusi ( pemberian sesuatu).
d.      The right man on the right place, kesesuaian tugas dengan kemampuan yang dimiliki pegawai. 
1.   Sumber dari luar lembaga
-           Iklan media masa. Dalam hal ini lembaga dapat memanfaatkan media masa sebagai sumber penawaran formasi kerja kepada masyarakat luas.
-          Lembaga pendidikan. Dengan melalui lembaga pendidikan dapat memanfaatkan referensi atau rekomendasi dari pemimpin lembaga pendidikan mengenai calon yang memenuhi kualifikasiyang tepat untuk mengisi formasi yang ada.
-          Lamaran kerja yang sudah masuk di lembaga. Melalui lamaran kerja yang sudah masuk di lembaga dapat langsung menyeleksi lamaran yang memenuhi kebutuhan untuk mengisi formasi yang ada di lembaga tersebut.
3.      Pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan
Yang dimaksud dengan pembinaan tenaga kependidikan adalah usaha yang dijalankan untuk memajukan dan meningkatkan mutu kerja personalia  yang berada dalam lingkungan sekolah baik tenaga edukatif maupun administrativ. E. Mulyasa(2013) mengatakan bahwa fungsi pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan merupakan fungsi pengelolaan personil yang mutlak diperlukan untuk memperbaiki, menjaga, dan meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa kegiatan ini dilakukan dengan cara on the job training dan in sevice training. Cara yang lebih populer adalah melalui penataran(inservice training) baik dalam rangka penyegaran  maupun dalam rangka peningkatan kemampuan tenaga kependidikan. Cara-cara lainnya dapat dilakukan sendiri-sendiri(self propelling growth) atau bersama-sama (collaborative effort)

4.      Promosi/pengangkatan dan mutasi
Penempatan dan penugasan berkaitan erat dengan pengangkatan seseorang dalam suatu kedudukan dan jabatan tertentu. Prinsip dasar pengangkatan dan penempatan tenaga kependidikan harus adalah kesesuaian tugas dengan kemampuan yang dimilki pegawai tersebut. Menurut Hadari Nawawi, langkah pengorganisasian dalam kegiatan penempatan harus dilakukan dengan mempertimbangkan minat, bakat, kemampuan dan berat ringannya tugas yang akan dipikul bagi setiap personil.
Sedangkan mutasi menurut E. Mulyasa(2013) merupakan kegiatan manajemen tenaga kependidikan yang berhubungan dengan suatu proses pemindahan fungsi, tanggung jawab, dan status ketenagakerjaan dari tenaga kependidikan pada situasi tertentu dengan tujuan agar tenaga kependidikan yang bersangkutan memperoleh kepuasan kerja yang mendalam, dan dapat memberikan pretasi kerja semaksimal mungkin pada suatu lembaga pendidikan.
5.      Pemberhentian/pemutusan hubungan kerja tenaga kependidikan
E. Mulyasa(2013) memberikan batasan pemberhentian tenaga kependidikan merupakan fungsi personalia yang menyebabkan terlepasnya pihak organisasi dan personil dari hak dan kewajiban sebagai lembaga tempat bekerja dan sebagai tenaga kependidikan. Selanjutnya E. Mulyasa mengatakan bahwa khusus tenaga kependidikan negeri sipil, sebab-sebab pemberhentiannya dapat dikelompokan ke dalam tiga jenis, yaitu pemeberhentian atas permohonan sendiri, pemberhentian oleh dinas atau pemerintah, dan pemberhentian sebab lain-lain.
Pemberhentian atas permohonan tenaga kependidikan sendiri, misalnya karena pindah lapangan pekerjaanyang bertujuan untuk memperbaiki nasib. Pemberhentian oleh dinas atau pemerintah dilakukan karena beberapa alas an berikut:
a.       Tenaga kependidikan yang bersangkutan tidak cakap dan tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik.
b.      Perampingan atau penyederhanaan organisasi.
c.       Peremajaan, biasanya tenaga kependidikan yang telah berusia 50 tahun dan berhak pensiun harus diberhentikan dalam jangka waktu satu tahun.
d.      Tidak sehat jasmani dan rohani sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
e.       Melakukan pelanggaran tindak pidana sehingga dihukum penjara atau kurungan.
f.       Melanggar sumpah atau janji tenaga kependidikan negeri sipil.
Sementara pemberhentian karena alas an lain penyebabnya adalah tenaga kependidikan yang bersangkutan meninggal dunia, hilang, habis menjalani cuti di luar tanggungan Negara dan tidak melaporkan diri kepada yang berwenang, serta telah mencapai batas usia pensiun(E. Mulyasa, 2013).
6.      Kompensasi
Kompensasi (E. Mulyasa, 2013) adalah balas jasa yang diberikan dinas pendidikan dan sekolah kepada tenaga kependidika, yang dapat dinilai dengan uang dan mempunyai kecenderungan diberikan secara tetap. Lebih lanjut Mulyasa menjelaskan bahwa selain dalam bentuk gaji, kompensasi dapat juga berupa tunjangan, fasilitas perumahan, kendaraan dan lain-lain.
Masalah kompensasi sangatlah sensitif. Selain itu, kompensasi menjadi pendorong seseorang untuk bekerja, juga karena berpengaruh terhadap moral dan disiplin kerja tenaga kerja(Sastrohadiwiryo, 2002. Yang dikutip oleh E. Mulyasa, 2013. Hal. 156). Oleh karena itu, Mulyasa melanjutkan, bahwa setiap lembaga pendidikan pada berbagai jalur dan jenjang pendidikan seharusnya dapat memberikan kompensasi yang seimbang dengan beban kerja yang dipikul tenaga kependidikan. Lebih lanjut Sastrohardiwiryo (dalam E. Mulyono, 2013) mengungkapkan bahwa kepuasan akan kompensasi yang diterima tenaga kerja dipengaruhi oleh:
a.       Jumlah yang diterima dan jumlah yang diharapkan.
b.      Perbandingan dengan apa yang diterima oleh tenaga kerja lain.
c.       Pandangan yang keliru atas kompensasi yang diterima tenaga kerja lain.
d.      Besarnya kompensasi instrinsik dan ekstrinsik yang diterimanya untuk pekerjaan yang diberikan kepadanya.

7.      Penilaian
E. Mulyasa(2013) mengtakan bahwa … Selain dapat dugunakan sebagai standar dalam penentuan tinggi rendahnya kompensasi serta administrasi bagi tenaga kependidikan, penilaian tenaga kependidikan dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
a.       Sumber data untuk perencanaan tenaga kependidikan, dan kegiata pengembangan jangka panjang bagi pendidikan nasional.
b.      Nasihat yang perlu disampaikan kepada para tenaga kependidikan dalam suatu lembaga kependidikan.
c.       Alat untuk memberikan umpan balik (feedback) yang mendorong ke arah kemajuan, dan kemungkinan meningkatkan kualitas kerja bagi para tenaga kependidikan.
d.      Salah satu cara untuk menetakan kinerja yag diharapkan dari tenaga kependidikan.
e.       Bahan informasi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan tenaga kependidikan, baik perencanaan, promosi, mutasi maupun kegiatan lainnya.















BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
manajemen tenaga kependidikan yaitu rangkaian kegiatan menata tenaga kependidikan dengan cara mencari, menggunakan, membina, mengembangkan, memilihara hingga pemutusan kerja agar dapat menyelenggarakan satua pendidikan secara efektif dan efesien.
Jenis Tenaga Kependidikan, yaitu tenaga kependidikan merupakan seluruh komponen yang terdapat dalam instansi atau lembaga pendidikan yang tidak hanya mencakup guru saja melainkan keseluruhan yang berpartisipasi dalam pendidikan.
Dilihat dari jenisnya tenaga kependidikan terdiri atas: Kepala Sekolah,Guru (kelas, agama, penjaskes, muatan lokal), Tenaga Administrasi / TU, Penjaga Sekolah / kebersihan sekolah, Tenaga Fungsional lainnya (Guru BP, Pustakawan, laboran dan teknisi sumber belajar)
Pelaksanaan manajemen tenaga kependidikan di Indonesia sedikitnya mencakup tuju kegiatan utama, yaitu perencanaan tenaga kependidikan, pengadaan/perekrutan tenaga kependidikan, pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan, promosi dan mutasi, pemberhentian tenaga kependidikan, kompensasi dan penilaian tenaga kependidikan.

B.        Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka segala kritik dan saran yang membagun sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan penulisan selnjutnya.





DAFTAR PUSTAKA
1.      Mulyasa. E. (2013). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
3.      (http://meysiska.blogspot.com/2009/05/manajemen-tenaga-kependidikan.html )








Pengaruh media pembelajaran berbasis animasi terhadap hasil belajar anak tunagahita ringan pada mata pelajaran sains


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar belakang
Pendidikan merupakan hal yang penting kehidupan manusia, karena inti kehidupan manusia sebenarnya bergantung pada pendidikan. Masa depan kita bergantung pada bagaimana kita dididik. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu peristiwa yang sangat kompleks dan didalamnya terdapat suatu proses belajar mengajar.
Pembelajaran adalah suatu aktivitas yang secara sengaja dilakukan untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan pembelajaran. Pendidikan luar biasa sebagai salah satu pendidikan yang khusus menangani anak-anak yang berkelainan sebagai objek formal dan materialnya dari berbagai jenis kelainan termasuk anak tunagrahita, secara sadar terus berupaya meningkatkan pelayanan dengan sebaik-baiknya.
Pemilihan media pembelajaran oleh guru sangatlah penting. Seorang guru dapat mengunakan berbagai alternatif media pembelajaran yang diperkirakan dapat membantu anak tunagrahita dalam belajar. Salah satu media yang dapat diterapkan adalah media animasi komputer. Media animasi komputer merupakan salah satu media alaternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran hal ini berdasarkan anggapan bahwa aspek visual lebih bisa memberi informasi yang jelas dari sekedar kata-kata. Animasi komputer dapat membantu anak tunagrahita ringan belajar sains pada tingkatan abstraksi yang berbeda karena gambar pada komputer berperan sebagai mediator antara masalah pada alam nyata dengan dunia abstrak pengetahuan sains.
Suatu kegiatan pembelajaran, sangat menentukan keberhasilan seorang anak dalam menangkap dan memahami isi materi yang telah disampaikan oleh guru. Oleh karena itu, guru harus mampu memilih media pembelajaran yang akan digunakan, agar dapat terciptanya proses belajar yang menyenangkan, sehingga proses belajar/mengajar dapat berlangsung secara afektif dan efisien, serta dapat dipahami dengan mudah oleh peserta didik.
Anak tunagrahita memiliki hambatan dalam belajar, mereka memiliki IQ dibawah rata-rata anak pada umumnya. Kejenuhan anak tunagrahita dalam menerima materi yang disampaikan guru, cenderung lebih besar dibandingkan dengan anak lainnya. Oleh karena itu proses pembelajaran bagi anak tunagrahita harus berlangsung dalam suasana yang  menyenangkan sehingga proses belajar/mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Media animasi komputer sangat menonjolkan unsur visualisasi (gambar) dan unsur imajinasi suara Hal ini yang menjadi penguat bagi anak tunagrahita dalam menerima informasi sains khu susnya mengenai energi. Apa yang didengar siswa dikuatkan oleh visual (penglihatan) dan apa yang dilihat siswa dikuatkan oleh audio (pendengaran). Hal ini akan memberi kesan yang kuat pada anak tunagrahita, sehingga mereka akan mampu mempertahankan respons tersebut dalam memorinya.
Bertolak dari faktor itulah, maka kelompok 6 menulis makalah ini dengan mengangkat judul “ Pengaruh Pemanfaatan media pembelajaran berbasis animasi pada pelajaran sains bagi anak tunagrahita”

  1. Rumusan masalah
1.      Apa pengetian dan karakteristik anak tunagrahita?
2.      Apa pengertian media pembelajaran berbasis animasi, serta jenis-jenis media pembelajaran animasi?
3.      Apa pengaruh penggunaan media pembelajaran animasi terhadap hasil belajar mata pelajaran sains bagi anak tunagrahita ringan, serta bagaimana langkah-langkah dalam menggunakan media pembelajaran animasi?
4.      Apa saja kelebihan dan kelemahan media pembelajaran animasi pada pelajaran sains bagi anak tunagrahita ringan?
5.      Apa manfaat media pembelajaran berbasis animasi pada mata pelajaran sains bagi anak tunagrahita ringan?

  1. Tujuan
1.      Memahami pengertian dan karakteristik anak tunagahita
2.      Memahami pengertian media pembelajaran berbasis animasi, serta mengetahui jenis-jenis media pembelajaran animasi
3.      Memahami pengaruh penggunaan media pembelajaran animasi pada mata pelajaran sains untuk anak tunagrahita ringan, serta mengetahui langkah-langkah dalam menggunakan media pembelajaran animasi
4.      Memahami kelebihan dan kelemahan media pembelajaran berbasis animasi pada pelajaran sains bagi anak tuagrahita ringan
5.      Memahami manfaat media pembelajaran berbasis animasi bagi anak tunagrahita ringan










BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian dan karakteristik
1.1  Pengertian anak tunagrahita
Anak tunagrahita secara umum mempunyai tingkat kemampuan intelektual di bawah rata-rata dan ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidak cakapan dalam interaksi sosial. Anak tunagrahita dikenal juga dengan istilah terbelakang mental karena keterbatasan kecerdasannya yang mengakibatkan dirinya sukar untuk mengikuti program pendidikan di sekolah biasa secara klasikal, oleh karena itu anak tersebut membutuhkan layanan pendidikan secara khusus yakni disesuaikan dengan kemampuan anak tersebut.
Selain istilah tersebut di atas, juga sering kita dengar dengan istilah mental retardation, mentally reterded, mental deficiency, mental defective dan sebagainya. Istilah-istilah tersebut sesungguhnya memiliki arti yang sama yang menjelaskan kondisi anak yang kecerdasannya jauh di bawah rata-rata dan ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan interaksi sosial.
Hal ini sesuai dengan pernyataan menurut Sutjihati Somantri (2006:103), pengertian tunagrahita adalah: “Istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata". Hal tersebut dipertegas oleh AAMD (American Association of Mental Deficiency), sebagai beriku: “Keterbelakangan mental menunjukkan fungsi intelektual di bawah rata-rata secara jelas disertai ketidak mampuan dalam penyesuaian prilaku dan terjadi pada masa perkembangan”.

1.2  Karakteristik anak tunagrahita
a.       Karakteristik anak tunagrahita secara umum
Adapun karakteristik kemampuan secara umum anak tunagrahita dapat digambarkan sebagai berikut:
1)      Karakteristik mental
Anak tunagrahita memiliki daya assosiasi yang sangat terbatas, menunjukkan adanya ulangan respon atau
jawaban yang sama terhadap pertanyaan yang berbeda (perseverasi). Daya ingatnya sangat terbatas sehingga anak tunagrahita cenderung sering lupa, kemampuan berpikirnya cenderung konkrit, kurang mampu mendeteksi kesalahan-kesalahan dalam menjawab pertanyaan. Daya konsentrasinya kurang dan mapu dalam penalaran dan persepsinya rendah.

2)      Karakteristik Fisik
Tunagrahita yang masuk kelompok ringan, sebagian besar tidak memiliki kelainan fisik. Tunagrahita sedang sampai sangat berat sebagian besar disertai dengan kelainan fisik dengan tipe-tipe klinis tertentu

3)      Karakteristik Sosial-Emosi
Minat bermain dan permainannya cenderung sesuai dengan kemampuan usia mentaknya daripada usia sesungguhnya. Anak tunagrahita cenderung berperilaku impulsive, hiperaktif, agresif, dan hipoaktif, serta terkesan suka melanggar norma atau nakal bila dibandingkan dengan anak-anak normal. Tingkat perkembangan moral pada anak tunagrahita ringan kebanyakan hanya sampai pada pembedaan baik-buruk dan benar-salah berdasarkan respon atau reward yang di terima dari orang lain. Anak tunagrahita sering membuat sesuatu tetapi tidak tahu apa makna dan tujuan perbuatannya, dalam berperilaku anak tunagrahita kurang atau bahkan tidak mepertimbangkan untung-rugi, baik-buruk, gagal-berhasilnya tindakan yang dilakukan.

b.      Karateristik Anak Tuna Grahita ringan
Anak tunagrahita ringan memiliki angka kecerdasan/IQ berkisar 50/55-70/75, perkembangan fisiknya normal akan tetapi perkembangan mentalnya berkelainan. Astati (Mumpuniarti, 2007: 15) mengungkapkan bahwa anak tunagrahita ringan adalah anak yang memiliki tingkat kecerdasan berkisar 55-70, dan sebagian dari mereka mencapai usiakecerdasan mentalnya sama dengan anak normal, namun anak memiliki ketidakmampuan di bidang akademik maupun ketidakmampuan pelajaran di sekolah yang membutuhkan keterampilan motorik. Menurut Moh Amin (1995: 37) anak tunagrahita ringan memiliki karakteristik sebagai berikut: lancar berbicara tetapi kurang perbendaharaan kata-katanya, sukar berbicara abstrak, dapat mengikuti pelajaran akademik di sekolah khusus.
Karakteristik pada anak tunagrahita (Depdiknas, 2006: 8) sebagai berikut:
1)      Keterhambatan fungsi kecerdasan secara umum atau di bawah ratarata.
2)       Ketidakmampuan dalam perilaku sosial.
3)      Hambatan perilaku adaptif terjadi pada usia perkembangan yaitu sampai dengan usia 18 tahun

Karakteristik anak tunagrahita ringan secara umum mengalami kelemahan dalam pemikiran, namun di sisi lain kemampuan yang lain masih dapat dikembangkan khususnya yang berkaitan dengan bidang keterampilan. Menurut Rini Hidayani (2007: 6.5) mengemukakan bahwa untuk bidang pekerjaan mereka mampu melakukan pekerjaan sederhana, menyelesaikan tugas yang diberikan dan juga mengatur ruang. Pengertiandari pendapat di atas, adalah dimana kemampuan belajar dan mengingat anak tunagrahita ringan sebagai anak berkembang kurang dalam berfikir abstrak, tingkat kecerdasan kurang atau rendah, ketidakmampuan di bidang akademik, daya konsentrasinya kurang akan tetapi perkembangan fisiknya normal.

  1. Pengertian media pembelajaran animasi dan jenis-jenis media pembelajaran animasi
2.1  Pengertian media pembelajaran animasi
Dalam kaitannya dengan pengajaran-pembelajaran, media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga terjadi proses belajar. Contoh-contohnya termasuk video, televisi, computer, diagram, bahan-bahan tercetak, itu semua dapat dipandang media jika medium itu membawa pesan yang berisi tujuan pengajaran (Depdiknas, 2005). Istilah media pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar sering disinonimkan dengan istilah media pendidikan. Media pendidikan adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu mengajar dan belajar. Pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.
Animasi merupakan gerakan objek maupun teks yang diatur sedemikian rupa sehingga kelihatan menarik dan kelihatan lebih hidup. Menurut Utami (2007), animasi adalah rangkaian gambar yang membentuk sebuah gerakan. Salah satu keunggulan animasi adalah kemampuannya untuk menjelaskan suatu kejadian secara sistematis dalam tiap waktu perubahan. Hal ini sangat membantu dalam menjelaskan prosedur dan urutan kejadian.
Prinsip dari animasi adalah mewujudkan ilusi bagi pergerakan dengan memaparkan atau menampilkan satu urutan gambar yang berubah sedikit demi sedikit pada kecepatan yang tinggi atau dapat disimpulkan animasi merupakan objek diam yang diproyeksikan menjadi bergerak sehingga kelihatan hidup. Animasi merupakan salah satu media pembelajaran yang berbasis komputer yang bertujuan untuk memaksimalkan efek visual dan memberikan interaksi berkelanjutan sehingga pemahaman bahan ajar meningkat.
Sebagai media ilmu pengetahuan animasi  memiliki kemampuan untuk dapat memaparkan sesuatu yang rumit atau komplek untuk dijelaskan dengan hanya gambar dan kata-kata saja. Dengan kemampuan ini maka animasi dapat digunakan untuk menjelaskan suatu materi yang secara nyata tidak dapat terlihat oleh mata, dengan cara melakukan visualisasi maka materi yang dijelaskan dapat tergambarkan.
Animasi yang digunakan baik pada penjelasan konsep maupun contoh-contoh, selain berupa animasi statis auto-run atau diaktifkan melalui tombol, juga bisa berupa animasi interaktif dimana pengguna (siswa) diberi kemungkinan berperan aktif dengan merubah nilai atau posisi bagian tertentu dari animasi tersebut. Urutan kegiatan belajaranya dapat meliputi : melihat contoh, mengerjakan soal latihan, menerima informasi, meminta penjelasan, dan mengerjakan soal/evaluasi (Suwarna, 2007).
Dapat disimpulkan bahwa, media pembelajaran animasi merupakan media atau alat yang digunakan dalam bentuk gambar gerak (efek visual) dalam menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga terjadi proses belajar yang efektif dan efisien.
2.2  Jenis-jenis media pembelajaran animasi
Dilihat dari tehnik pembuatannya animasi yang ada saat ini dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu:
a)      Animasi Stop-motion (Stop Motion Animation)
b)      Animasi Tradisional (Traditional animation.
c)      Animasi Komputer (Computer Graphics Animation)

1.      Stop-motion animation
 Stop-motion animation sering pula disebut claymation karena dalam perkembangannya, jenis animasi ini sering menggunakan clay (tanah liat) sebagai objek yang digerakkan . Tehnik stop-motion animationmerupakan animasi yang dihasilkan dari penggambilan gambar berupa obyek (boneka atau yang lainnya) yang digerakkan setahap demi setahap. Dalam pengerjaannya teknik ini memiliki tingkat kesulitan  dan memerlukan kesabaran yang tinggi.
2.      Traditional animation (animasi tradisional)
Tradisional animasi adalah tehnik animasi yang paling umum dikenal sampai saat ini. Dinamakan tradisional karena tehnik animasi inilah yang digunakan pada saat animasi pertama kali dikembangkan. Tradisional animasi juga sering disebut cel animation karena tehnik pengerjaannya dilakukan pada celluloid transparent yang sekilas mirip sekali dengan transparansi OHP yang sering kita gunakan. Pada pembuatan animasi tradisional, setiap tahap gerakan digambar satu persatu di atas cel.
Dengan berkembangnya teknologi komputer, pembuatan animasi tradisional ini telah dikerjakan dengan menggunakan komputer. Dewasa ini teknik pembuatan animasi tradisional yang dibuat dengan menggunakan komputer lebih dikenal dengan istilah animasi 2 Dimensi.

3.      Animasi computer
Sesuai dengan namanya, animasi ini secara keseluruhan dikerjakan dengan menggunakan komputer. Dari pembuatan karakter, mengatur gerakkan  “pemain” dan kamera, pemberian suara, serta special effeknya semuanya di kerjakan dengan komputer. Dengan animasi komputer, hal-hal yang awalnya tidak mungkin digambarkan dengan animasimenjadi mungkin dan lebih mudah. Sebagai contoh perjalanan wahana ruang angkasa ke suatu planet dapat digambarkan secara jelas. Perkembangan teknologi komputer saat ini, memungkinkan orang dengan mudah membuat animasi. Animasi yang dihasilkan tergantung keahlian yang dimiliki dan software yang digunakan.
Adapun jenis-jenis software yang digunakan dalam pembuatan media pembelajaran animasi adalah:
-          Software animasi 2 dimensi
Software animasi 2D adalah software yang digunakan untuk membuat animasi tradisional (flat animation), umumnya mempunyai kemampuan untuk menggambar, mengatur gerak, mengatur waktu, beberapa dapat mengimpor suara. Dari sisi penggunaan umumnya tidak sulit.
Contoh dari Software Animasi 2D ini antara lain: (1) Macromedia Flash,(2) Macromedia Director,(3) ToonBoom Studio,(4) Adobe ImageReady,(5) Corel RaVe,(6) Swish Max,(7) Adobe After Effect.

-          Software animasi 3 dimensi
Software animasi 3D mempunyai fasilitas dan kemampuan yang canggih untuk membuat animasi 3 dimensi. Fasilitas dan kemampuan tersebut antara lain, membuat obyek 3D, pengaturan gerak kamera, pemberian efek, import video dan suara, serta masih banyak lagi.
Beberapa software animasi 3D mempunyai kemampuan khusus, misalnya untuk animasi figure(manusia), animasi landscape (pemandangan), animasi title (judul), dll. Karena kemampuannya yang canggih, dalam penggunaannya diperlukan pengetahuan yang cukup tinggi dan terkadang rumit. Contoh dari Software Animasi 3D ini antara lain: (1) 3D Studio Max,(2) Maya,(3) Poser (figure animation),(4) Bryce (landscape animation),(5) Vue (landscape animation),(6) Cinema 4D,(7) Blender,(8) Daz3D.


  1. Pengaruh penggunaan media animasi computer terhadap hasil belajar mata pelajaran sains bagi anak tunagrahita ringan.
Penggunaan animasi dalam pembelajaran memang mempunyai banyak kelebihanya.Saat ini semakin banyak pendidik yang menggunakan animasi dalam menyamapikan materi yang di sampaikan dalam menarik perhatian serta mempermudah pemahaman siswa dalam belajar. Pembelajaran menggunakan animasi mempunyai banyak maanfaat dan keunggulanya.
Menurut Hidayat (2010) Manfaat secara umum, media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara. lebih khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci.
Menurut Kemp dan Dayton (1985) dalam Hidayat (2010) manfaat media dalam pembelajaran, yaitu: Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan. Setiap guru mungkin mempunyai penafsiran yang berbeda beda terhadap suatu konsep materi pelajaran tertentu. Dengan bantuan media, penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga dapat disampaikan kepada siswa secara seragam. Setiap siswa yang melihat atau mendengar uraian suatu materi pelajaran melalui media yang sama, akan menerima informasi yang persis sama seperti yang diterima oleh siswa-¬siswa lain. Dengan demikian, media juga dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa di manapun berada.
Dengan menggunakan media animasi komputer, siswa tunagrahita terbantu dalam memahami materi. Penyajian gambar yang menarik dan bergerak menjadi daya tarik tersendiri bagi anak tunagrahita untuk memperhatikan materi yang disajikan dalam animasi tersebut. Fasilitas yang dihadirkan oleh tampilan gambar animasi menambah kesan visual pada anak sehingga dapat mendorong minat dan motivasi anak tunagrahita yang cenderung memiliki hambatan dalam  memfokuskan  perhatian  untuk  pembelajaran -pembelajaran  yang  bersifat  akademis  seperti  halnya  mata pelajaran  sains. 
Ketertarikan anak  tunagrahita  terhadap  gambar  animasi  didukung  oleh  tampilan  fasilitas  animasi tersebut diantaranya warna yang menarik, pemilihan background, dan pemilihan karakter. Selain penyajian gambar yang  menarik  sebagai  stimulus  visual,  media  animasi  komputer  juga  menampilkan  stimulus  dengar  berupa penjabaran kata -kata sederhana untuk membantu siswa memahami gambar yang disajikan.
Belajar dengan menggunakan indera ganda, yaitu indera pandang dan dengar akan memberikan keuntungan bagi siswa. Pengajaran yang melibatkan lebih dari satu indera disebut pengajaran multisensori. Berkaitan dengan hal itu The  International  Dyslexia  Association   (IDA) menyatakan  bahwa  pengajaran  multisensori  adalah  penggunaan indera  visual,  auditori,  dan  kinestetik -taktil  secara  serempak  yang  bertujuan  untuk  meningkatkan  daya  ingat  dan pembelajaran siswa. Siswa akan belajar lebih banyak daripada jika materi itu disajikan hanya dengan stimulus pandang atau stimulus dengar  saja.  Perbandingan  pemerolehan  hasil  belajar  melalui  indera  pandang  dan  indera  dengar  sangat  menonjol perbedaannya.  Dale  dalam  Arsyad  (2002  : 10 )  menyatakan  bahwa  ’pemerolehan  hasil  belajar  seseorang  melalui indera pandang berkisar 75%, melalui indera dengar sekitar 13 % dan indera lainnya sekitar 12%’.
Hal ini sejalan dengan pendapat Levie dalam Arsyad, A (2002 : 9) tentang belajar melalui stimulus gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal yang menyatakan bahwa ’ belajar melalui stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas -tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubungkan fakta dan konsep’. Anak tunagrahita dalam pembelajarannya terutama untuk hal -hal yang bersifat akademis harus didukung oleh penyajian  objek  yang  konkret  dan  pengalaman  langsung  namun  ada  beberapa  materi  yang  tidak  dapat  diberikan secara langsung sehingga  untuk  mewakilinya diperlukan suatu bahan  materi atau  media pembelajaran  yang dapat memperagakan pengalaman itu sehingga tidak hanya bersifat verbalistis. Media pembelajaran yang digunakan untuk anak tunagrahita harus merangsang semua sensori secara utuh dan pembelajaran akan lebih berkesan,
Media Gambar Animasi juga sangat disukai oleh anak-anak tunagrahita, sehingga diharapkan pembelajaran sains bagi mereka dapat lebih menyenangkan, dapat menghilangkan kejenuhan dalam proses pembelajaran, serta meningkatkan hasil belajar siswa, baik hasil belajar dalam aspek pengetahuan, pemahaman, maupun penerapan secara signifikan. Dengan kata lain mampu membantu siswa mampu memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai teori dan konsep pembelajaran sains.


  1. Kelebihan dan kelemahan media pembelajaran animasi pada mata pelajaran sains bagi anak tunagrahita ringan
1.      kelebihan media pembelajaran animasi pada mata pelajaran sains bagi anak tunagrahita ringan.
Kelebihan media pembelajaran animasi pada mata pelajaran sains bagi anak tunagrahita adalah penggabungan unsur media lain seperti audio, teks, video, image, grafik, dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar siswa. Selain itu, dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual,visual,dan auditif (Sudrajat, 2010).Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seorang guru atau pelatih dalam memilih dan menggunakan media audio-visual dalam menyampaikan informasi, fikiran dan pesan kepada anak didiknya, menurut Sadiman (2003:23) dalam Anonim (2009) antara lain:
Animasi komputer ini memiliki kelebihan yang mendukung pada pembelajaran sains pada anak tunagrahita, diantaranya adalah sebagai berikut:
1)      Mendorong minat dan motivasi belajar anak tunagrahita. Tampilan yang menarik akan meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar. Fasilitas yang dihadirkan untuk membuat suatu tampilan yang menarik. Diantaranya adalah pemanfaatan background yang memberi kesan berbeda pada tampilan. Pemilihan warna, pemberian tekstur dan pemilihan karakter yang menarik dapat menambah kesan visual pada anak tunagrahita.
2)      Meningkatkan konsentrasi dan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran. Meningkatkan perhatian dan konsentrasi merupakan satu nilai lebih dari penggunaan media animasi ini dalam proses pembelajaran sains, karena biasanya siswa tunagrahita sering malas dan tidak tertarik dengan pembelajaran akademik salah satunya mata pelajaran sains.
3)      Program animasi ini mampu memvisualisasikan materi -materi pelajaran yang sulit disajikan melalui pengalaman langsung siswa.
4)      Penggunaan gambar, cerita yang ditampilkan dalam animasi komputer tersebut dapat membantu memperjelas penyampain pesan pada anak tunagrahita.
5)      Animasi yang disajikan merupakan sarana untuk memungkinkan terjadinya proses be lajar mengajar yang kondusif sekaligus sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, karena animasi computer

2.      Kelemahan media pembelajaran animasi pada pelajaran sains bagi anak tunagrahita ringan.
Selain kelebihan yang dimiliki oleh media pembelajaran animasi diatas, terdapat juga beberapa kelemahan yang dimiliki, kelemahan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
Media animasi merupakan media yang cocok digunakn dalam pembelajaran sains bagi anak tunagrahita ringan, karena dengan menggunakan media animasi anak tunagrahita dapat mengetahui atau lebih mudah memahami tentang materi tang disampaikan oleh guru.
Hanya saja Pedidik harus juga berfikir kreatif untuk menggunakan animasi sesuai dengan materi yang disampaikan, sehingga siswa dapat memhami isi materi yang terkandung dalam animasi yang ditampilkan oleh guru. Menurut Artawan (2010), kelemahan dari media animasi diantaranya :
a)      Memerlukan kreatifitas dan ketrampilan yang cukup memadai untuk mendesain animasi yang dapat secara efektif digunakan sebagai media pembelajaran
b)      Memerlukan software khusus untuk membukanya
c)      Guru sebagai komunikator dan fasilitator harus memiliki kemampuan memahami siswanya,  bukan memanjakannya dengan berbagai animasi pembelajaran yang cukup jelas tanpa adanya usaha belajar dari mereka atau penyajian informasi yang terlalu banyak dalam satu frame cenderung akan sulit dicerna siswa.
d)     memerlukan komputer sebagai alat bantu pengajaran dan membutuhkan tenaga listrik yang tinggi
e)      proses pembuatan animasi membutuhkan waktu yang lama dan tidak semua guru dapat menggunakan komputer.

  1. Manfaat media pembelajaran berbasis animasi pada mata pelajaran sains bagi anak tunagrahita ringan.
Adapaun manfaat media pembelajaran berbasis animasi pada mata pelajaran sains bagi anak tunagrahita adalah sebagai berikut:
1)      Pengajaran akan lebih menarik perhatian anak tunagrahita, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
2)      Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh anak tunagrahita, dan memungkinkan mereka menguasai tujuan pengajaran lebih baik;
3)      Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga anak tunagrahita tidak bosen dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran;
4)      Anak tunagrahita lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.














BAB III
PENUTUP

  1. KESIMPULAN
Anak tunagrahita memiliki hambatan dalam belajar, mereka memiliki IQ dibawah rata-rata anak pada umumnya. Kejenuhan anak tunagrahita dalam menerima materi yang disampaikan guru, cenderung lebih besar dibandingkan dengan anak lainnya. Oleh karena itu proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran sains bagi anak tunagrahita harus berlangsung dalam suasana yang  menyenangkan sehingga proses belajar/mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Oleh karena itu seorang guru harus pandai memilih media pembelajaran yang menarik perhatian dan mampu meningkatkan minat belajar siswa tunagrahita, serta harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
Dalam mata pelajaran sains, pemilihan media pembelajaran oleh guru sangatlah penting. Seorang guru dapat mengunakan berbagai alternatif media pembelajaran yang diperkirakan dapat membantu anak tunagrahita dalam belajar. Salah satu media yang dapat diterapkan adalah media animasi komputer. Media animasi komputer merupakan salah satu media alaternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran hal ini berdasarkan anggapan bahwa aspek visual lebih bisa memberi informasi yang jelas dari sekedar kata-kata. Animasi komputer dapat membantu anak tunagrahita ringan belajar sains pada tingkatan abstraksi yang berbeda karena gambar pada komputer berperan sebagai mediator antara masalah pada alam nyata dengan dunia abstrak pengetahuan sains.

  1. SARAN
            Media pembelajaran animasi merupakan media pembelajaran yang sangat tepat bagi anak tuna grahita ringan dalam pelajaran sains. Namun kurangnya pengetahuan atau kemampuan seorang guru dalam menggunakan computer, merupakan factor utama kegagalan guru dalam menggunakan media pembelajaran berbasis animasi. Oleh karena itu, penulis ingin memberi saran kepada calon guru dan yang sudah menjadi guru, agar terus belajar dan berlatih dalam menggunakan atau mengoperasikan computer, sehingga dalam proses pembelajaran guru mampu mengimplementasikan atau menggunakan media pembelajaran berbasis animasi tersebut, agar tujuan pembelajaran yang telah direncanakan dapat tercapai dengan maksimal.



















DAFTAR PUSTAKA

http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_045822_chapter1(1).pdf
http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_045822_chapter1(1).pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195103261979032-PUDJI_ASRI/Pengaruh_Media_Animasi_komputer_terhadap.pdf
http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/23/jhptump-ump-gdl-christiana-1106-1-b.20.pdf
http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705115_chpater2.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032-TJUTJU_SOENDARI/Artikel/Artikel_Media_IPA.pdf